DTE :]

Friday, December 20, 2019

Panduan Git untuk Pemula

Git LogoGit adalah sistem manajemen riwayat pengembangan kode perangkat lunak, diciptakan pertama kali oleh Linus Torvalds, orang yang sama yang juga telah menciptakan sistem operasi Linux. Fungsi utama dari sistem manajemen kode ini adalah sebagai perekam riwayat pembaruan atau revisi kode sepanjang waktu. Git sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan GitHub, kecuali bahwa GitHub adalah situs web yang berfungsi untuk menyimpan riwayat pembaruan kode perangkat lunak secara daring melalui sistem kontrol riwayat (versi) berjenis Git. Beberapa jenis sistem manajemen riwayat kode selain Git adalah Subversion dan Mercurial, sedangkan beberapa situs web yang sejenis dengan GitHub adalah GitLab dan Bitbucket.

Ketika kamu telah terbiasa menggunakan Git, maka kamu bisa merasakan bahwa kegiatan revisi kode yang kamu lakukan sehari-hari akan tampak seperti ketika kamu sedang menulis jurnal pribadi atau mengeksekusi daftar rencana harian. Kenapa? Karena setiap kali kamu selesai melakukan sesuatu, dimulai dari membuat, menyunting, sampai dengan menghapus berkas, kamu harus membiasakan diri untuk selalu menuliskan pesan dan deskripsi singkat mengenai apa saja yang telah kamu lakukan. Kegiatan ini, dalam lingkungan Git akan disebut sebagai commit.

Karena awal mula penciptaan Git adalah untuk mengembangkan sistem kernel Linux, maka di sini Saya akan menjelaskan perintah-perintah Git melalui sistem operasi yang sama.

Kalau kamu adalah anak Windows sejak lahir, istilah “terminal” mungkin akan terdengar sangat asing di telinga. Terminal adalah aplikasi penerjemah baris-baris perintah dalam bentuk teks yang dituliskan oleh pengguna menggunakan papan ketik melalui tampilan baris perintah (CLI). Pada Windows, kalian akan mengenalnya sebagai Command Prompt atau MS-DOS. Ada beberapa perbedaan kecil dari segi penamaan perintah-perintah yang terdapat pada aplikasi Terminal dibandingkan dengan perintah-perintah pada aplikasi Command Prompt. Di sini Saya hanya ingin menjelaskan garis-garis besarnya saja, untuk keperluan pengoperasian aplikasi Git saja. Kalau kamu pakai Windows, tidak apa-apa. Kamu tidak berdosa. Konsep-konsep di bawah ini akan tetap berguna untuk dipelajari dan dipahami. Nanti akan Saya jabarkan secara lengkap padanan-padanan perintah untuk Command Prompt pada Windows yang setara dengan perintah-perintah Terminal pada Linux.

Kalau kamu baru pertama kali pakai Linux dan masih ragu untuk membuka aplikasi Terminal, mungkin ini adalah saat yang paling tepat untuk melakukan perbuatan dosa terbesar.

Jadi… bukalah aplikasi Terminal sekarang juga, dan mulailah untuk menjadi orang dewasa yang hina, dengan sejuta aib dan dosa yang tak akan mungkin bisa diampuni!

Membuka Aplikasi Terminal

Beginilah tampilan aplikasi Terminal pada Linux. Masing-masing distro mungkin akan memiliki gaya tampilan yang berbeda, akan tetapi konten pertama yang tampil selalu seperti ini, yaitu terdiri dari nama pengguna dan nama komputer, diikuti dengan lokasi direktori saat ini:

taufik@linux:~$

Tidak tahu di mana letak aplikasinya?

Kamu tukang bohong!

Pada tampilan di atas, taufik adalah nama pengguna dan linux adalah nama komputer yang sedang kamu pakai sekarang. Karakter ~/ yang muncul setelahnya menyatakan lokasi direktori saat ini. Simbol ~ menyatakan bahwa kamu sedang berada pada akar lokasi yang spesifik kepada pengguna yang sedang aktif, yaitu taufik. Tanpa itu, kamu akan berada pada lokasi akar utama untuk semua pengguna.

Perintah-Perintah Dasar Terminal

Mari kita berkenalan dengan perintah-perintah dasar Terminal terlebih dahulu. Dimulai dengan mengetik ls pada bidang perintah:

taufik@linux:~$ ls

Perintah ini berfungsi untuk menampilkan daftar berkas dan folder di dalam direktori saat ini. ls adalah kependekan dari “list”.

Sekarang kita buat folder baru bernama Git dengan menuliskan perintah mkdir nama-folder. mkdir adalah kependekan dari “make directory”:

taufik@linux:~$ mkdir Git

Coba masuk ke folder tersebut dengan menuliskan perintah cd nama-folder. cd adalah kependekan untuk “change directory”:

taufik@linux:~$ cd Git

Untuk berpindah ke folder induk, tuliskan nama folder sebagai ... Kombinasikan dengan karakter / untuk berpindah-pindah lokasi folder beberapa tingkat sekaligus.

Untuk menghapus folder, gunakan perintah rmdir nama-folder. Perintah ini hanya bekerja pada folder-folder yang kosong saja. Untuk menghapus folder beserta isinya, gunakan perintah rm (untuk “remove”) dengan opsi -R (untuk “recursive”) yang aktif:

taufik@linux:~$ rm -R nama-folder

Untuk membuat berkas, gunakan perintah touch nama-berkas. Untuk menghapus berkas, gunakan perintah rm nama-berkas. Nanti akan Saya jelaskan di bawah.

Perintah-Perintah Dasar Git

Kembali ke folder Git. Di sini kita akan mencoba membuat repositori dengan nama yang sama seperti nama repositori yang pernah kamu buat sebelumnya melalui tampilan web GitHub. Coba kamu buat folder bernama blog dengan cara yang sudah Saya jelaskan sebelumnya, kemudian segera masuk ke folder tersebut.

Jadikan folder blog sebagai repositori lokal kita. Jalankan perintah git init pada folder tersebut. Jika muncul pesan kesalahan bahwa perintah git tidak ada, maka itu artinya aplikasi Git masih belum terpasang.

Untuk memasang aplikasi Git pada sistem operasi Linux, tuliskan perintah sudo apt-get install git (lokasi direktori saat ini tidak akan memberikan pengaruh apa-apa kepada perintah tersebut; aplikasi akan tetap terpasang secara global). Di situ kamu akan diminta untuk memasukkan kata kunci pengguna yang utama:

taufik@linux:~$ sudo apt-get install git

Tidak tahu kata kuncinya? Itu adalah kata kunci yang sama yang kamu gunakan untuk log masuk ke komputer.

Masih tetap tidak tahu juga kata kuncinya? Coba tanyakan ke mama kamu. Mama kamu pakai Linux? Mama kamu keren!

Aplikasi Git sudah terpasang? Bagus! Sekarang jalankan perintah git init. Jika berhasil, maka akan muncul pesan seperti ini:

taufik@linux:~/Git/blog$ git init

Kamu mungkin juga akan diminta untuk menentukan nilai konfigurasi user.name dan user.email pada aplikasi Git. Pada bidang user.name, isikan dengan nama asli kamu. Pada bidang user.email, isikan dengan alamat surel yang aktif. Bagian ini sebenarnya tidak begitu penting ketika kamu hendak mengintegrasikan aplikasi Git dengan GitHub, karena GitHub memiliki sistem autentikasi tersendiri.

taufik@linux:~/Git/blog$ git config --global user.name "Taufik Nurrohman"
taufik@linux:~/Git/blog$ git config --global user.email "mail@example.com"

Ketika kamu melihatnya melalui tampilan penjelajah berkas, maka kamu akan melihat sebuah folder bernama .git telah ditambahkan ke dalam folder blog. Jika tidak tampak, coba aktifkan pilihan untuk memperlihatkan folder tersembunyi:

~/Git/blog/.git

Sekarang coba kita buat sebuah berkas baru dengan menuliskan perintah touch nama-file:

taufik@linux:~/Git/blog$ touch layout.css

Sebuah berkas bernama layout.css akan ditambahkan ke dalam folder blog seperti ini:

~/Git/blog/layout.css

Untuk menyunting berkas tersebut, jalankan perintah sudo nama-editor nama-berkas. Editor teks primitif yang biasanya sudah ada secara otomatis pada setiap sistem operasi Linux adalah nano dan vi:

taufik@linux:~/Git/blog$ sudo nano layout.css

Editor vi adalah editor yang paling tua. Saya pribadi lebih nyaman menggunakan nano karena untuk berpindah-pindah kursor kita hanya perlu menggunakan panah atas, bawah, kanan dan kiri pada papan ketik. Tapi kalau kamu ternyata lebih suka tipe yang lebih tua ya silakan. Saya tidak akan menghakimi orientasi seksual kamu.

Tekan Ctrl + S untuk menyimpan perubahan, tekan Ctrl + X untuk keluar dari editor teks dan kembali ke tampilan terminal.

“Memangnya nggak bisa kalau kita langsung menyunting berkas layout.css menggunakan aplikasi GUI yang tersedia seperti jEdit atau Visual Studio Code?”

Bisa kok.

“Terus ngapain kita harus pusing-pusing menuliskan perintah sudo nano layout.css di terminal? Berarti untuk membuat dan menghapus folder atau berkas sebenarnya bisa dilakukan melalui tampilan penjelajah berkas juga kan?!”

HEHEHEHEHEHEHEHE.

Sampai di mana tadi?

Untuk mengecek perubahan yang telah dilakukan, jalankan perintah git status:

taufik@linux:~/Git/blog$ git status

Di situ akan muncul pesan bahwa terdapat berkas yang belum ditambahkan ke dalam daftar rekaman. Jalankan perintah git add nama-berkas untuk menambahkannya ke dalam daftar. Kalau kamu memiliki lebih dari satu berkas dan ingin menambahkan semua berkas yang ada sekaligus, kamu bisa menuliskan semua nama berkas sebagai karakter titik:

taufik@linux:~/Git/blog$ git add .

Kalau kamu ingin menambahkan berkas-berkas tertentu sekaligus, kamu bisa memisahkannya menggunakan karakter spasi:

taufik@linux:~/Git/blog$ git add nama-berkas-1 nama-berkas-2 nama-berkas-3

Jalankan kembali perintah git status, di situ kamu akan melihat bahwa berkas layout.css sudah berhasil masuk ke dalam daftar berkas yang akan direkam perubahannya.

Langkah terakhir yang perlu kamu lakukan adalah menambahkan pesan dan deskripsi singkat mengenai apa yang sudah kamu lakukan pada berkas-berkas yang ada di dalam daftar tersebut dengan menjalankan perintah git commit -m "Pesan Riwayat":

taufik@linux:~/Git/blog$ git commit -m “Pesan Riwayat”

Untuk menuliskan pesan dan deskripsi yang lebih kompleks, misalnya jika kamu ingin membuat pesan sebagai paragraf-paragraf yang panjang, gunakan perintah git commit -a.

Untuk membatalkan perekaman riwayat terakhir, gunakan perintah git reset ..

Melakukan Pembaruan

Sekarang kamu ingin menyunting berkas yang sudah ada. Kamu jalankan kembali perintah sudo nama-editor nama-berkas untuk menyunting berkas yang sudah ada:

taufik@linux:~/Git/blog$ sudo nano layout.css

Untuk melihat perubahan yang ada, jalankan perintah git diff. Kamu akan melihat deskripsi singkat mengenai baris mana yang akan dihapus (diawali dengan simbol -) dan baris mana yang akan ditambahkan ke dalam berkas (diawali dengan simbol +):

taufik@linux:~/Git/blog$ git diff

Jalankan perintah git add . dan git commit -m "Pesan Riwayat Baru" untuk merekam perubahan yang baru:

taufik@linux:~/Git/blog$ git diff

Seperti itu saja cara paling dasar untuk menggunakan aplikasi Git secara lokal.

Integrasi dengan GitHub

Jika merekam perubahan secara lokal dirasa masih belum cukup, kamu bisa memanfaatkan layanan GitHub untuk menyimpan repositori beserta daftar riwayat perubahan yang ada secara daring. Untuk bisa mengunggah repositori lokal kamu ke GitHub, kamu perlu membuat repositori secara manual melalui tampilan web GitHub seperti yang pernah Saya jelaskan sebelumnya. Hanya saja kali ini kamu tidak perlu menambahkan berkas apa-apa ke dalam repositori tersebut.

Tambahkan alamat remote berupa URL yang bisa kamu dapatkan pada repositori terkait:

GitHub Clone or Download Button
Mendapatkan URL remote repositori.

Pilih salah satu. Di sini Saya menggunakan versi HTTPS karena jauh lebih praktis.

Jalankan perintah git remote add origin https://github.com/nama-pengguna/nama-repositori.git. Kamu cukup melakukan perintah tersebut sekali saja. Untuk menghapus pengaturan tersebut, gunakan perintah git remote remove origin. Untuk mulai mengunggah repositori lokal ke GitHub, jalankan perintah git push origin master. Kamu mungkin akan diminta untuk memasukkan nama pengguna dan kata kunci yang kamu punya pada akun GitHub:

taufik@linux:~/Git/blog$ git push origin master

origin adalah nama alias untuk URL remote yang barusan kamu tambahkan. Saya belum pernah mendengar ada nama lain yang bisa digunakan di GitHub selain origin dan upstream. master adalah nama cabang bawaan yang aktif. Kamu bisa menggunakan nama cabang yang lain jika ada. Penjelasan mengenai cara membuat cabang baru pada repositori mungkin akan Saya jelaskan pada artikel yang lain saja.

Melihat Perubahan pada Repositori GitHub

Kalau kamu membuka alamat https://github.com/nama-pengguna/nama-repositori di peramban, kamu akan melihat bahwa berkas layout.css dan daftar riwayat pembaruan telah tersimpan dengan rapi pada repositori tersebut:

GitHub Remote
Data repositori GitHub yang berhasil diperbarui melalui aplikasi Git.

Kenapa Harus Menggunakan Git?

Berikut ini adalah beberapa kelebihan menggunakan aplikasi Git dibandingkan dengan menggunakan tampilan web GitHub untuk merekam riwayat:

  1. Tampilan lebih ringkas. Menyunting repositori serasa sedang menyunting berkas-berkas di komputer, seperti biasanya.
  2. Lebih hemat kuota internet. Ketika menggunakan aplikasi Git, menguggah kode ke GitHub hanya akan dibebani oleh kuota sebesar ukuran berkas yang akan diunggah saja. Ini berbeda dengan ketika kita menggunakan tampilan web GitHub. Karena untuk membuat dan menyunting berkas melalui web GitHub secara langsung, kita perlu mengunduh halaman HTML GitHub berikut dengan semua berkas CSS dan JavaScript yang ada pada situs web tersebut.
  3. Proses mengunggah akan jauh lebih cepat karena ukuran berkas yang diminta dan diberikan telah dikonversi ke dalam ukuran yang paling kecil.
  4. Dapat mengunggah beberapa berkas sekaligus.
  5. Tampilan web GitHub hanya mendukung perintah-perintah dasar saja seperti untuk membuat, menyunting dan menghapus berkas.

Git pada Windows

Menggunakan Git pada Windows tidak jauh berbeda dengan menggunakan Git pada Linux. Perbedaan hanya terdapat pada cara memasang aplikasi Git dan cara mengeksekusi perintah-perintah dasar untuk membuat, menyunting dan menghapus berkas dan folder.

Untuk memasang aplikasi Git pada Windows, kunjungi Git for Windows. Jalankan perintah-perintah Git pada aplikasi Command Prompt:

C:\Users\user>git help

Berikut ini adalah perintah-perintah dasar untuk menangani berkas dan folder melalui tampilan baris perintah pada Windows:

PerintahLinuxWindows
Menampilkan daftar berkas dan folder.lsDIR
Membuat folder.mkdir nama-folderMD nama-folder
MKDIR nama-folder
Menghapus folder yang kosong.rmdir nama-folderRD nama-folder
RMDIR nama-folder
Menghapus folder dan semua konten di dalamnya.rm -R nama-folderRD /S /Q nama-folder
RMDIR /S /Q nama-folder
Membuat berkas baru.touch nama-berkasTYPE NUL >> nama-berkas
ECHO >> nama-berkas
Menghapus berkas.rm nama-berkasDEL nama-berkas
Menyunting berkas.sudo nano nama-berkasNOTEPAD nama-berkas
Berpindah-pindah lokasi direktori.cd nama-folderCD nama-folder
CHDIR nama-folder

Integrasi dengan “X”

Masing-masing situs web penyedia layanan penyimpanan riwayat pembaruan kode memiliki cara tersendiri untuk menghubungkan peladen mereka dengan repositori lokal di komputer kita. Yang paling penting untuk diperhatikan biasanya hanya ada pada perintah git remote add origin alamat-repositori-git. Sebagai contoh, GitLab menggunakan format URL yang sama dengan GitHub yaitu https://gitlab.com/nama-pengguna/nama-repositori.git, sedangkan Bitbucket menggunakan format URL https://nama-pengguna@bitbucket.org/id-workspace/nama-repositori.git.

Labels:

Wednesday, December 11, 2019

Menggunakan GitHub Sebagai Media Penyimpanan Berkas CSS dan JavaScript Eksternal

Repositori GitHub
GitHub

Kalian tidak perlu takut dengan GitHub, dan tidak perlu takut juga untuk membaca artikel ini, karena di sini Saya tidak akan membahas mengenai konsep-konsep manajemen kode perangkat lunak. Di sini Saya hanya ingin menunjukkan kepada para pemula yang sebelumnya tidak pernah menyentuh GitHub, bahwa sebenarnya terdapat begitu banyak peluang untuk menggunakan GitHub sebagai media penyimpanan berkas-berkas eksternal pada blog kalian.

Sebenarnya Saya sudah pernah membahas mengenai cara menggunakan Google Code untuk menangani kasus serupa sebelumnya, hanya saja karena sejak 25 Januari 2016 yang lalu, Google memutuskan untuk mematikan layanan Google Code mereka, maka artikel tersebut kini sudah tidak ada gunanya lagi.

GitHub, sebagaimana Google Code, pada mulanya hanyalah sebuah situs layanan penyimpanan daring yang berfungsi untuk menyimpan dan merekam segala revisi dalam kode-kode perangkat lunak sepanjang waktu yang dikombinasikan dengan fitur media sosial, untuk mempermudah para pengembang dalam berinteraksi satu sama lain. Tanpa GitHub, kita hanya bisa melakukan perekaman revisi kode melalui tampilan antarmuka baris perintah (command line interface).

Kita umpamakan saja GitHub sebagai “media sosial untuk para pengembang”, dimana anggota-anggota di dalamnya tidak mengunggah foto dan mengepos pembaruan status, melainkan mengunggah kode-kode perangkat lunak dan melakukan revisi secara rutin pada kode-kode tersebut. Yang kemudian revisi-revisi tersebut akan tampil sebagaimana pembaruan-pembaruan status yang biasa kalian lihat pada media sosial. Kalian bisa memberikan komentar, dan juga memberikan reaksi. Namun belakangan ini, GitHub lebih banyak beralih fungsi sebagai media untuk membuat web statis; menampilkan halaman-halaman web yang (biasanya) dibuat secara otomatis melalui alat pembangun seperti Jekyll, Hugo dan GatsbyJS. Ini berarti bahwa hanya dengan GitHub saja kalian sebenarnya sudah bisa menampilkan berkas-berkas web secara langsung tanpa melalui perantara. Berkas-berkas seperti HTML, CSS dan JavaScript adalah yang paling umum ada pada GitHub karena fungsi dasar GitHub yang memang untuk menyimpan kode. Namun itu bukan berarati bahwa kalian tidak bisa menyimpan berkas-berkas yang lain seperti berkas fon, musik, video dan gambar.

Membuat Repositori untuk Pertama Kali

Ini sudah tahun 2019, sebuah tahun dimana anak-anak sekolah dasar saja sudah bisa membuat akun Twitter sendiri. Saya tidak ingin bertele-tele menjelaskan tentang bagaimana cara mendaftarkan diri ke GitHub langkah demi langkah. Saya anggap kalian sudah paham itu dan Saya anggap sekarang kalian sudah punya akun GitHub dan sedang dalam kondisi log masuk.

Untuk mulai menyimpan berkas-berkas blog kalian, pertama-tama buat sebuah repositori baru dengan cara mengeklik tombol “tambah” pada pojok kanan atas, kemudian pada menu yang tampil, pilih New repository:

Repositori baru
Membuat repositori baru.

Tambahkan nama dan deskripsi bila perlu, kemudian klik Create repository:

Nama dan deskripsi repositori
Menentukan nama.

Sebuah repositori baru yang kosong akan dibuat pada URL https://github.com/nama-pengguna/blog. Untuk menambahkan berkas, klik pada tombol atau tautan yang bertuliskan Create a new file:

Buat berkas baru
Membuat berkas baru.
Membuat berkas baru
Mengisi bidang nama dan konten berkas.

Tip: Untuk membuat folder, ketik nama folder pada bidang nama berkas kemudian ketik /, maka sebuah folder akan dibuat dan bidang nama akan kosong kembali. Setelah itu kalian bisa menuliskan nama berkas yang sifatnya wajib.

Setelah berkas selesai dibuat, klik tombol Commit new file. Sebuah berkas baru bernama layout.css akan tampil pada daftar, namun berkas ini masih bersifat mentah dan tidak bisa diakses secara langsung. Kalaupun memang bisa (dengan mencari tombol Raw pada berkas terkait), tipe MIME yang diberikan nanti adalah berupa text/plain sehingga berkas tersebut tidak akan bisa digunakan sebagai berkas CSS karena peramban menganggap berkas tersebut sebagai berkas teks biasa. Untuk mengatasi masalah tersebut, kalian perlu mengaktifkan fitur GitHub Pages.

Mengaktifkan Fitur Halaman GitHub

Untuk mengaktifkan fitur halaman GitHub, klik tab Settings kemudian temukan set bidang yang memiliki judul GitHub Pages. Pada bidang Source, ubah nilainya dari none menjadi master:

Pengaturan fitur halaman GitHub
Mengaktifkan fitur halaman GitHub.

Fitur halaman sudah aktif. Sekarang kalian bisa mengakses akar repositori sebelumnya secara langsung melalui URL https://nama-pengguna.github.io/blog. Dan karena berkas layout.css berada pada akar halaman, maka kalian bisa mengaksesnya melalui URL https://nama-pengguna.github.io/blog/layout.css. Seperti ini hasilnya:

Tembolok GitHub
Melihat tipe MIME melalui tab Network pada alat pengembang.

Kalian bisa memuat URL tersebut pada elemen <link> dan <script> di dalam kode HTML tema seperti ini:

<!DOCTYPE html>
<html dir="ltr">
  <head>
    <meta charset="utf-8">
    <title> … </title>
    <link href="https://nama-pengguna.github.io/blog/layout.css" rel="stylesheet">
  </head>
  <body>
    …
    …
    <script src="https://nama-pengguna.github.io/blog/layout.js"></script>
  </body>
</html>

Memaksimalkan Performa

Saya tidak begitu yakin bahwa berkas yang diakses secara langsung melalui URL halaman GitHub akan disimpan sebagai tembolok dalam jangka waktu yang lama karena GitHub sangat kerap dengan aktivitas pembaruan kode. Jangka waktu tembolok yang lama agaknya tidak akan menguntungkan dari sisi pengguna. Akan selalu ada kemungkinan para pengguna mengalami kebingungan karena berkas yang sudah diperbarui ternyata tidak mengalami perubahan juga ketika dimuat ulang (kecuali dengan memuatnya secara paksa menggunakan kombinasi kunci Ctrl + R pada papan ketik). Untuk berkas-berkas yang biasa dimuat secara langsung seperti berkas HTML dan XML mungkin masih terbilang mudah untuk dipaksa, tapi bagaimana dengan berkas-berkas yang dimuat di dalam kode HTML seperti berkas CSS dan JavaScript? Hal ini yang membuat keputusan untuk memberikan jangka waktu tembolok yang pendek pada GitHub menjadi tampak lebih bijaksana.

jangka waktu tembolok
Bandingkan waktu pada bidang Last-Fetched dengan waktu pada bidang Expires.

Akan tetapi, untuk memuat berkas CSS dan JavaScript pada situs web versi produksi dengan jangka waktu tembolok yang pendek tentu akan mengurangi performa situs web karena setiap kali halaman diakses, berkas-berkas CSS dan JavaScript yang ada akan selalu dianggap baru oleh peramban dan oleh karena itu mereka akan selalu dimuat melalui peladen GitHub dan tidak pernah bisa dimuat melalui tembolok yang telah tersimpan di peramban pada komputer masing-masing pengguna.

Ada sebuah situs web layanan pihak ke tiga yang sangat sesuai untuk menangani masalah ini yaitu Statically. Untuk menggunakannya, cukup tempelkan URL berkas versi mentah GitHub pada bidang URL repositori yang ada dan kemudian gunakan URL versi produksinya pada halaman web kalian:

Statically
Statically

Pada URL versi produksi tersebut selalu terdapat commit hash yang dapat digunakan sebagai penanda versi sebagaimana ketika kalian menambahkan parameter ?v=1.x.x di belakang URL berkas CSS dan JavaScript untuk memperbarui tembolok secara paksa. Setiap kali berkas direvisi, maka hash baru akan dibuat. Pastikan untuk menempelkan kembali URL berkas versi mentah yang baru pada bidang URL repositori untuk mendapatkan versi berkas yang sudah diperbarui. Setiap berkas yang dimuat melalui URL tersebut akan disimpan sebagai tembolok selama setahun:

Tembolok CDN Statically
Melihat tipe MIME melalui tab Network pada alat pengembang.

Yang Harus Diperhatikan

  • Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemblokiran akun oleh pihak GitHub, pastikan untuk menggunakan GitHub sebagai media penyimpanan berkas-berkas yang bersifat terbuka. Versi minified masih bisa diterima, versi packed dan obfuscated mungkin akan cenderung dicurigai dan oleh karena itu akan memiliki potensi yang lebih besar untuk diblokir.
  • Meskipun bisa, Saya tetap tidak menyarankan kalian untuk menyimpan berkas-berkas dalam bentuk video dan musik karena sampai sekarang Saya masih belum pernah melihat berkas-berkas berjenis video dan musik di GitHub.
  • Kalau kalian ingin menyimpan berkas fon untuk dimuat pada halaman web, pastikan dulu lisensi fon yang ada apakah memang boleh untuk digunakan pada halaman web secara legal. Beberapa fon, meskipun diketahui bersifat gratis namun ada juga yang tidak boleh dimuat sebagai fon untuk web.

Cara yang paling mudah untuk mengakali kebijakan dan layanan GitHub untuk privasi semacam ini adalah dengan menge-fork repositori publik milik orang lain (atau kalian juga bisa menge-fork repositori khusus Blogger milik Saya) dan kemudian menambahkan berkas-berkas pribadi kalian ke dalam repositori tersebut. Meskipun berkas-berkas pribadi kalian tidak ditujukan untuk komunitas kode sumber terbuka, setidaknya beberapa berkas yang lain dari hasil fork tersebut akan membuat repositori kalian seolah-olah adalah repositori yang “ramah” seperti repositori-repositori pada umumnya. Risiko ditanggung sendiri.

Labels: ,