DTE :]

Thursday, March 19, 2020

Kepada Blogger, Sebelum Kalian Beralih ke Vlog

Vlogger
Gambar oleh Jakob Owens

Saya bukan pelanggan video. Menonton video bagi Saya sangat membuang-buang waktu karena video mengalihkan begitu banyak perhatian. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa media pertukaran informasi dalam bentuk kombinasi gambar bergerak dan suara ini sudah masuk merambah ke berbagai lingkungan di masyarakat dari segala sisi. Menonton video itu sangat menghibur! Jauh lebih menghibur dibandingkan sekedar membaca teks, melihat gambar dan mendengarkan musik sebagai diri mereka sendiri secara terpisah. Biaya akses internet di Indonesia semakin hari sudah semakin murah saja, bahkan bisa dibilang hampir gratis. Spesifikasi ponsel semakin hari juga semakin tinggi, dengan harga yang semakin terjangkau pula.

Mengakses video setiap hari menjadi seperti tanpa beban. Tapi, sudut pandang kita sebagai penonton telah menutup mata dan telinga kita dari bahasan-bahasan seputar seni dan teknik pembuatan video yang jauh lebih luas. Kita sebagai penikmat video hanya sekadar tahu dari segi hasilnya saja, yang hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa video tersebut bagus atau jelek setelah menontonnya, tanpa mau tahu proses pembuatan video tersebut dari awal.

Saya akui bahwa Saya sudah sangat terlambat untuk membahas hal-hal semacam ini karena ketika Saya mengamati video-video yang mereka buat, Saya cek tanggal publikasinya dan kebanyakan dari mereka sudah berada di sana selama satu tahun lebih!

Sempat ada perasaan iri. Ingin rasanya ikut-ikutan beralih ke vlog seperti mereka karena Saya pribadi merasa sangat terhibur dengan hasil-hasil karya yang mereka buat. Tapi melihat dari segi beban kerja penyuntingan, efek grafis dan suara yang mereka lakukan di sana-sini, Saya kok malah jadi merasa minder sendiri ya?

Perasaan minder ini bukan tanpa alasan. Karena, untuk membuat konten video memang Saya akui memerlukan perhatian yang lebih khusus dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Mau bagaimana lagi, media dalam bentuk video memang sangat erat kaitannya dengan waktu. Terdapat durasi di dalam video, sesuatu yang tidak akan pernah bisa kalian jumpai pada media berupa tulisan.

Di dalam sebuah video kita bisa menemukan setidaknya tiga buah bentuk media pertukaran informasi sekaligus. Media-media yang Saya maksud di sini adalah media berupa tulisan, gambar dan suara. Bagaimana menggabungkan tulisan, gambar dan suara itulah yang tidak Saya kuasai. Ada semacam unsur seni dan kaidah-kaidah komunikasi visual yang mungkin hanya bisa dipahami oleh mereka-mereka yang mengenyam pendidikan di jurusan Desain Komunikasi Visual secara resmi.

Latar belakang profesi agaknya sangat mempengaruhi kualitas video yang dihasilkan. Sebagaimana kualitas artikel blog para penulis profesional yang akan secara otomatis menjadi bagus karena memang mereka sudah ada pengalaman dalam bidang tersebut. Pada intinya, ilmu dan sumber daya Saya masih belum sampai ke situ.

Punya program kursus atau sekolah jurusan desain komunikasi visual serta bimbingan menulis yang ingin kamu iklankan di sini? Kamu bisa mencoba memasang tautan.

Berikut ini adalah beberapa alasan yang membuat Saya mengurungkan niat untuk berpindah ke vlog karena mau bagaimana lagi untuk membuat vlog itu memang membutuhkan peningkatan ekstra dari berbagai segi. Jadi, untuk sementara ini sepertinya Saya hanya bisa mengambil peran sebagai pengamat saja. Oleh karena itu pendapat-pendapat Saya tentang vlog tentu saja akan terbatas pada sudut pandang Saya sebagai penonton video, bukan sebagai pembuat video.

Dari Segi Kreator

Vlog Butuh Ruang Penyimpanan yang Besar

Hal pertama yang harus menjadi pertimbangan adalah ukuran berkas. Ukuran video itu tidak kecil! Untuk sebuah video seukuran layar ponsel dengan durasi sekitar lima menit saja sudah bisa memakan ruang penyimpanan lebih dari 10 MB. Akan sangat boros ketika kita ingin menyajikan daftar tonton video yang ada melalui situs web yang kita punya. Karena kalau sudah membahas mengenai biaya hosting eksklusif, maka kita tentu akan berurusan dengan kuota ruang penyimpanan dan lebar pita, yang mana itu semua memerlukan biaya sewa yang tidak murah. Bukan hanya itu, jumlah penonton juga akan mempengaruhi besaran biaya sewa. Semakin banyak jumlah penonton yang melihat video kalian, maka akan semakin besar pula beban lebar pita yang ada. Masalah tersebut hanya bisa diatasi dengan meningkatkan kuota, yang mana itu juga akan meningkatkan biaya.

Punya penawaran VPS yang sesuai untuk para vlogger? Coba pasang tautan di sini, atau minta Saya untuk membuatkan sebuah artikel khusus sehingga Saya bisa mengarahkan pembaca ke artikel tersebut melalui tautan di dalam artikel ini.

Masih Tergantung Kepada Platform Tertentu

Karena kendala pada biaya dan beban peladen yang besar, maka sebagai solusinya kita perlu memanfaatkan layanan pihak ke tiga yang memang didedikasikan untuk menyimpan dan memutar media berupa video. YouTube adalah salah satunya. Hanya saja kalian tentu akan terikat dengan kebijakan-kebijakan dari pihak YouTube, sehingga akan sangat tidak sesuai jika kalian termasuk tipe orang yang sensitif dengan faktor privasi. YouTube memang memberikan layanan mereka secara gratis, tapi kamu harus tahu bahwa ada hal-hal di dalam video kamu dan orang-orang yang telah menonton video kamu yang bisa mereka jual untuk menutupi pembiayaan sumber daya dan pajak, salah satu contohnya adalah dengan menjual data statistik kepada para pengiklan.

Sulit Menyunting Video yang Sudah Jadi

Menyunting video yang sudah jadi itu sulit. Masalah-masalah kecil seperti kesalahan eja pada teks-teks yang muncul pada klip-klip tertentu atau efek animasi yang tidak singkron saja bisa memaksa kreator untuk menyunting berkas video mentah yang ada dari awal. Itu membutuhkan waktu yang lama. Kemudian kamu juga harus mengunggah video baru tersebut. Itu juga membutuhkan waktu yang lama.

Sangat berbeda sekali dengan blog yang sebagian besar hanya berisi teks. Menyunting teks itu mudah. Sangat mudah hingga tidak memerlukan banyak waktu untuk melakukannya. Kamu juga tidak perlu menggunakan aplikasi khusus untuk bisa melakukannya. Dalam keadaan yang sangat terbatas, kamu bahkan bisa menggunakan aplikasi catatan bawaan pada ponsel masing-masing. Salah satu contohnya adalah ketika kamu membuat blog dengan sistem manajemen konten Mecha.

Butuh Banyak Senjata

Seminimal-minimalnya kamu harus punya kamera video, sebuah komputer dengan spesifikasi yang cukup untuk melakukan aktivitas penyuntingan video, dan tentu saja beberapa perangkat lunak untuk melakukan penyuntingan video yang telah direkam.

Butuh Kolaborasi

Kamu tidak bisa membuat vlog sendiri. Setidaknya kamu perlu seorang teman untuk memegangi kameramu. Kecuali kalau kamu tidak malu berjalan-jalan sendiri sambil membawa kamera yang mengarah kepada diri sendiri. Ngomong kepada diri sendiri.

Kalau kamu orangnya cantik atau ganteng mungkin masih bisa dimaklumi, tapi kalau kamu orangnya jelek bagaimana? Jelek itu kan tidak bisa dimaklumi…

Butuh Waktu yang Tepat

Dalam banyak kasus, kamu tidak bisa merekam video kegiatan pada saat sedang hujan meteor. Kamu harus benar-benar tahu kapan waktu yang tepat untuk merekam video. Ingin merekam video suasana anak-anak yang sedang belajar di sekolah? Jangan mengambil gambar video di hari kiamat!

Harus Aktif Secara Fisik

Kamu harus aktif secara fisik. Apa saja emosi yang ingin kamu ungkapkan harus kamu tampilkan pada saat itu juga. Hal-hal semacam ini biasanya menjadi sesuatu yang melelahkan karena kondisi kesehatan dan suasana hati akan sangat mempengaruhi kualitas hasil akhirnya nanti.

Harus Sekali Jadi

Misalkan kamu sedang membuat video proses membuka paket dengan bentuk kemasan yang rumit, tapi kemudian kamu sadar bahwa kamu telah salah posisi membuka di awal. Bagaimana cara membatalkannya?

Misalkan kamu sedang membuat video tentang tahap-tahap memasak tapi lupa menambahkan bumbu pada tahap yang ke tiga. Bagaimana cara mengulanginya? Kalau masakanmu gosong, bagaimana cara membatalkannya?

Gagal merobohkan domino secara beruntun? Susun lagi dari awal, rekam lagi!

Mengganggu Masyarakat dan Lingkungan

Jangan asal merekam video. Kamu itu orang awam! Bahkan seorang wartawan yang profesional saja masih tetap perlu meminta izin terlebuh dahulu kepada pihak-pihak yang bersangkutan sebelum merekam lokasi-lokasi tertentu untuk keperluan mereka.

Etika harus tetap dijaga, dan selalu ingat bahwa tujuan kamu merekam video di lingkungan masyarakat adalah untuk mengambil keuntungan dari mereka. Jangan munafik, karena bahkan ketika kamu menyatakan bahwa kamu melakukan semua itu secara sukarela tanpa memperhitungkan keuntungan secara finansial, kamu masih tetap akan mengambil keuntungan berupa trafik dan kesempatan untuk menjadi pusat perhatian.

Coba pikirkan bagaimana caranya supaya masyarakat tidak merasa dimanfaatkan, apalagi dirugikan. Mungkin kamu bisa membayar mereka, atau berdiskusi mengenai keuntungan apa yang dapat kamu berikan kepada mereka melalui video yang kamu buat. Mereka punya sumber daya yang kamu butuhkan untuk video, dan kamu punya penonton untuk menerima pesan-pesan dari mereka. Akan lebih bagus lagi jika kamu menuliskan pesan-pesan pada video yang kamu buat bahwa video tersebut telah disetujui oleh masyarakat. Hal-hal semacam ini dapat meningkatkan kepercayaan para penonton sehingga kualitas video yang kamu buat akan secara otomatis meningkat, bukan dari segi kualitas pengerjaannya tapi dari segi kualitas narasumber di dalamnya.

Akting, Akting, Akting!

Meskipun Saya menyarankan kamu untuk tidak munafik, tapi mau bagaimana lagi untuk bisa membuat video yang menarik, kita memang harus munafik. Dimulai dari pengaturan tata ruang, pencahayaan dan bahkan penampilan fisik menjadi sesuatu yang harus diperhatikan baik-baik. Kamu perlu mandi dan berdandan sebelum merekam video, padahal biasanya kamu jarang mandi. Kamu harus senyum dan semangat di depan kamera padahal biasanya kamu orangnya pesimis dan hobi menulis status-status galau di media sosial.

Tapi hal-hal munafik semacam itu, kalau dapat menjadi kebiasaan sebenarnya akan memberikan dampak yang positif juga pada diri kamu. Jadi saran Saya, kalau kamu sudah bisa dan terbiasa melakukan itu, coba lakukan saja terus-menerus! Itu akan memberikan aura positif kepada orang-orang di sekitar kamu dan mungkin orang-orang akan jadi lebih mudah untuk berinisiatif menyapa kamu karena orang-orang sudah melihat kamu sebagai karakter yang ramah dan optimis melalui video-video yang kamu buat. Respon-respon positif dari orang lain tentu saja akan memberikan efek yang positif juga kepada kamu. Sehingga perlahan-lahan kebiasaan akting kamu akan membentuk pribadi baru yang lebih positif dalam diri kamu, sehingga kelak kamu tidak perlu akting lagi.

Kamu Mungkin Akan Berhenti Menulis

Karena banyaknya sumber daya yang dibutuhkan, waktu pengerjaan yang lama, dan setelah kamu menyadari bahwa menyampaikan gagasan melalui video ternyata jauh lebih menarik, maka hal-hal tersebut mungkin akan membuat kamu perlahan-lahan berhenti menulis.

Dari Segi Penonton

Sulit Meloncat ke Bagian-Bagian yang Penting

Para pengguna YouTube biasanya akan memanfaatkan fitur loncat untuk menandai bagian-bagian yang penting dalam video. Tautan ini bekerja sebagaimana kamu yang memberikan sub-sub judul tambahan di dalam artikel untuk memisahkan antar paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Tapi ini sangat spesifik kepada platform tertentu, karena tidak semua pemutar video daring mampu menyimpan menit-menit tertentu sebagai bookmark.

Tidak Ada Fitur Pencarian

Format berkas video adalah berupa data biner, dan satu-satunya bagian konten di dalam video yang potensial untuk bisa dicari oleh mesin adalah pada bagian suaranya. Namun tanpa mengubahnya menjadi teks, rasanya tetap mustahil untuk melakukan pencarian kata-kata tertentu di dalam video dengan teknologi saat ini. Kecuali jika video kamu memiliki fitur transkrip otomatis, dimana setiap kata di dalam transkrip tersebut memiliki tautan yang akan membawa kamu kepada bagian-bagian tertentu di dalam video.

Membuang-Buang Waktu

Karena sulit untuk meloncat-loncat pada bagian yang penting dan sulit untuk menemukan bagian yang ingin kita cari saja, maka kita perlu menonton video tersebut dari awal sampai pada posisi dimana bagian yang kita cari akhirnya ditemukan. Durasi dalam video akan memakan waktu keseharian kita. Ini berbeda dengan artikel blog yang kebanyakan hanya berupa teks, yang dapat kita pindai ke posisi mana saja yang kita mau tanpa harus membacanya dari awal sampai akhir.

Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha

Meskipun menyulitkan dari segi pembuatan dan manajemen waktu, tapi hasil yang diperoleh nantinya tentu akan sesuai dengan usaha yang dilakukan. Video sudah bukan lagi menjadi media berdaya besar yang mudah untuk diabaikan karena walau bagaimanapun kita berusaha menolak, tetap saja kita akan membutuhkannya. Video adalah satu-satunya media yang paling mendekati realita dalam kehidupan, sehingga membaurkan video ke dalam kehidupan sehari-hari akan terasa jauh lebih mudah karena bahkan tanpa adanya video di dunia ini, kita sebenarnya telah lama menjadi penonton sejak zaman dahulu kala. Melihat dan mendengar kehidupan menggunakan mata dan telinga, adalah salah satu kegiatan yang paling mendekati dengan aktivitas menonton video, iya kan?

Labels:

Sunday, January 12, 2020

Apakah Tren Vlog akan Mematikan Eksistensi Blog?

Ngeblog dengan MacBook
Foto oleh Arnel Hasanovic

Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. Tapi kali ini Saya lebih cenderung kepada tidak. Sama halnya ketika kamu bertanya kepada Saya apakah bumi itu bulat atau datar.

Secara teknis Saya tidak tahu karena Saya belum pernah melihat fisik bumi secara langsung melalui indera penglihatan Saya tanpa melibatkan iman. Tapi melihat bagaimana bentuk matahari, bulan dan bintang yang begitu bulat sempurna, maka Saya memutuskan untuk menyatakan bahwa bumi kemungkinan besar berbentuk bulat.

Hal ini berlaku juga untuk blog dan vlog. Fenomena blog yang berkembang menjadi vlog sebenarnya tidak berbeda dengan bagaimana fenomena perkembangan media pertukaran informasi yang sebelumnya telah menjadi pendahulu dari blog. Media tersebut bernama buku.

Melihat situasi sekarang dimana proses pertukaran informasi sudah didominasi oleh internet melalui media-media seperti blog dan buku elektronik, nyatanya buku fisik yang terbuat dari kertas masih tetap laku juga untuk dijual. Bahkan beberapa blog malah sengaja dibuat untuk menjual buku fisik. Jadi ya… begitulah.

Kehidupan.

Labels:

Wednesday, January 1, 2020

Unduh CMS Mecha Versi 2.3.0

Mecha CMS Logo

Mecha 2.3.0 tersedia untuk diunduh!

Labels: , ,

Monday, August 5, 2019

Mengapa Saya Lebih Memilih PHP dibandingkan dengan Node atau Python?

Sebelum menuju kepada alasan utama, tentu Saya perlu menjelaskan terlebih dahulu tentang kebutuhan Saya dalam membuat sebuah perangkat lunak. Saya tidak tumbuh di lingkungan keluarga dan teman-teman dengan latar belakang pendidikan pemrograman komputer. Saya melakukan semua ini hanya untuk mengisi waktu luang Saya saja. Dan ketika Saya memikirkan tentang bahasa sisi peladen yang paling standar dan ringan namun tetap mencukupi, PHP sepertinya sudah mampu memenuhi kebutuhan Saya. Selain itu, PHP juga merupakan bahasa sisi peladen pertama yang Saya pelajari.

Saya pernah sekadar tahu beberapa bahasa pemrograman lain melalui artikel-artikel yang Saya baca, yang mereka bilang bahasa ini dan itu jauh lebih baik dan lebih cepat dari PHP. Dua di antaranya yang sedang populer sekarang adalah Node dan Python. Tapi saat itu Saya benar-benar tidak berada dalam keadaan yang bingung hingga Saya harus bertanya ke berbagai grup dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “Bahasa pemrograman apa yang perlu Saya pelajari?” atau “Mana yang lebih baik: A, B atau C?”

Saya mempelajari sesuatu karena kebutuhan, bukan karena tuntutan industri dan pasar pemrograman komputer. Karena Saya tidak bekerja di bidang tersebut maka Saya tidak perlu berjuang untuk memenuhi kriteria mereka. Saya menggunakan bahasa pemrograman untuk memecahkan masalah Saya saja, dan kalau ternyata ada orang lain yang merasa terbantu dengan kode-kode yang Saya berikan secara cuma-cuma di blog ini yaaa… ya sudah lah ya… Saya nggak perlu bersikap heboh atau bagaimana.

Tapi mungkin yang jadi pertanyaan adalah kenapa Saya tidak memilih salah satu dari dua bahasa populer tersebut?

Jawabannya adalah karena mereka berada di luar kebutuhan Saya. Saya tidak bilang kalau Node dan Python itu jelek karena Saya belum pernah mencobanya. Dan kalaupun ternyata performanya memang jauh lebih baik dari PHP yaaa… ya sudah lah ya… Saya juga nggak perlu terlalu heboh atau bagaimana. Cukup bersikap biasa saja. Karena saat ini Saya memang belum membutuhkannya. Saya hanya perlu menunggu sampai Saya membutuhkannya, sehingga Saya tidak perlu membuang-buang waktu Saya untuk mempelajari sesuatu tanpa tujuan. Saya sudah merasa cukup dengan PHP karena kriteria yang perlu dipenuhi memang hanya untuk memproses data secara dinamis agar bisa dikeluarkan sebagai berkas statis. Dengan PHP saja sudah bisa melakukan tugas-tugas tersebut, dan kabar baiknya adalah PHP ada di mana-mana!

Tapi, kalau memang ternyata ada bahasa pemrograman lain yang jauh lebih sederhana dan berukuran lebih kecil dari PHP, maka tidak ada salahnya juga untuk Saya pelajari.

Mungkin nanti akan ada yang mengkritik bahwa Saya ini sudah terjebak di zona nyaman karena enggan untuk mempelajari hal-hal baru. Tapi mungkin kalian lupa bahwa ada juga yang dinamakan sebagai fokus, gigih dan konsisten. Berkembang tidak harus menguasai berbagai bidang. Karena jika di satu bidang saja kamu masih setengah-setengah, maka tidak ada gunanya juga kamu meloncat-loncat ke lain bidang. Jangan egois. Kamu tidak bisa menguasai semuanya, karena manusia juga perlu bekerja sama dan saling membantu. Jadi pada intinya mungkin seperti itu. Kamu tidak perlu tahu dan bisa mengerjakan semua hal. Karena ketika kamu tahu dan bisa mengerjakan semuanya, maka kamu jadi tidak membutuhkan siapa-siapa lagi. Dan ketika itu terjadi… kamu akan merasa sendirian. Setelah itu kamu akan stres, terus mati.

Labels: ,

Wednesday, March 14, 2018

Cara Menggunakan CMS Mecha

Halaman awal.

Dalam buku ini kita akan membahas tentang bagaimana cara menginstal SMK Mecha pada peladen web baik secara luring maupun daring. Namun di sini penulis tidak akan menjelaskan secara panjang lebar mengenai apa itu peladen web (web server) dan bagaimana cara kerjanya. Dengan membaca buku ini, penulis menganggap Anda sudah mengerti hal-hal tersebut. Minimal Anda sudah mengetahui fungsi dari folder www dan di mana Anda dapat menemukan folder tersebut.

Labels: , ,

Wednesday, January 27, 2016

JavaScript Tag Picker

Tag Picker

Interaksi yang lebih baik pada masukan berupa data tag dengan JavaScript.

Labels: , ,

Saturday, January 10, 2015

Unduh Berkas Presentasi Perkenalan HTML untuk Pemula

Aslinya ini adalah tugas bebas yang Saya dapat dari kampus, akan tetapi karena Saya merasa berkas ini cukup bermanfaat jadi Saya bagikan saja untuk kalian.

Labels: , , ,

Saturday, January 3, 2015

Kompresi Kode HTML, CSS dan JavaScript dengan PHP

Berikut ini adalah fungsi PHP terpisah yang telah Saya gunakan untuk mengompresi kode HTML, CSS dan JavaScript pada CMS Mecha.

Labels: , , , ,

Friday, December 13, 2013

Daftar Salinan Berkas Widget, Halaman Demo dan Templat dari Artikel-Artikel di Blog Ini

Pembaharuan: Kode sumber yang telah Saya perbaharui sekarang sudah berpindah ke akun GitHub Saya.

Setelah memperbaharui beberapa widget dan kemudian mengunggahnya kembali ke proyek Google Code yang baru, pada saat yang bersamaan sebenarnya Saya juga telah membuat salinannya di DropBox dengan harapan apabila suatu hari nanti terdapat masalah lagi pada proyek Google Code Saya, maka Saya bisa memberikan alternatif kepada kalian semua untuk mengunduh berkas salinan yang sudah Saya unggah di DropBox.

Semua tautan di bawah ini bukanlah tautan yang akan mengarahkan Anda menuju berkas secara langsung. Ini adalah tautan yang akan mengarahkan Anda menuju ke halaman unduhan, sehingga Anda harus mengunduh berkasnya terlebih dahulu, kemudian setelah mengunduh Anda harus mengunggahnya ke akun Google masing-masing. Bisa ke Google Drive atau ke Google Code:

ZIP

https://www.dropbox.com/s/cm2xhoh2if1nb4p/210492.zip
https://www.dropbox.com/s/9lfr56dy6w6wqqf/B1-A.zip
https://www.dropbox.com/s/vuqtu0iblq1ax65/CSS3DropDownMenuTemplate.zip
https://www.dropbox.com/s/dk7zicztidzxyui/Dropdowns.zip
https://www.dropbox.com/s/aur3vy8pmylmm3s/emo.zip
https://www.dropbox.com/s/4ttyepa6qkfos1z/flat-file-guestbook.zip
https://www.dropbox.com/s/sncmklr88jbuhic/jimp.zip
https://www.dropbox.com/s/64xchxolcj92cqz/JQueryPageScrolling.zip
https://www.dropbox.com/s/umxyxx49h55w6e0/NivoSlider-Examples.zip
https://www.dropbox.com/s/6vwcn6zpgo7yu7f/parallax-demo.zip
https://www.dropbox.com/s/614p81rh21n279i/Recreate-TutsPlus-Nav.zip
https://www.dropbox.com/s/gzsm4mb0i8yn4s9/Red-Rose-Blogger-Template.zip
https://www.dropbox.com/s/hx452l367unmgbw/Simple-jQuery-Modal-Dialog.zip
https://www.dropbox.com/s/lsp84idmtrnwozi/Toolpik.zip
https://www.dropbox.com/s/e16ujn4718diz8c/Tooltip-Click.zip
https://www.dropbox.com/s/op8rcodv24kyrut/Understanding-Nivo.zip

CSS

https://www.dropbox.com/s/3hudk3oap7cgft2/accordion-toc-skin.css
https://www.dropbox.com/s/cto35dbafrhxc04/blogger-toc-with-pagination_construction-theme.css
https://www.dropbox.com/s/8o3ane98yl16o18/blogger-toc-with-pagination_css3-diary-book-theme.css
https://www.dropbox.com/s/kudh1kxaz1ev1or/blogger-toc-with-pagination_dark-blue-theme.css
https://www.dropbox.com/s/ogsovt5mdeglwhx/blogger-toc-with-pagination_dark-red-theme.css
https://www.dropbox.com/s/zd2cpscjatv8llb/blogger-toc-with-pagination_default-theme.css
https://www.dropbox.com/s/lyj0jrhuvez1862/blogger-toc-with-pagination_elegant-black-theme.css
https://www.dropbox.com/s/4qn4k2wu75iosaz/blogger-toc-with-pagination_facebook-theme.css
https://www.dropbox.com/s/c4jc46z0ejmhxjo/blogger-toc-with-pagination_minima-brown-theme.css
https://www.dropbox.com/s/0gzp5022l6evqep/blogger-toc-with-pagination_minima-white-theme.css
https://www.dropbox.com/s/340gpie3m5vstwv/blogger-toc-with-pagination_yellow-green-theme.css
https://www.dropbox.com/s/s5relsppcix58hj/tabbed-toc-skin.css

Folder

https://www.dropbox.com/sh/ykqcdna6vhpqvj9/nuoB_N8S9b (blogger-feed-rotator-plugin)
https://www.dropbox.com/sh/6f1kux9lvt6m3x6/C3y5KaC9md (blogger-json-experiment)
https://www.dropbox.com/sh/ealca01myte9k5x/gDwK--6UGL (Blogger-Masonry-Widget)
https://www.dropbox.com/sh/lgbt6odiz4c22te/ebB1Yol7Cy (dialog-box)
https://www.dropbox.com/sh/ewiyu3y405a5fsu/kzwFUn1FM6 (jquery-custom-selectbox)
https://www.dropbox.com/sh/60frfrs5ye1701z/jbnDqekhYv (jquery-draggable)
https://www.dropbox.com/sh/rw3deaz7bdg8gyw/d9AWPN7fsH (json-demo)
https://www.dropbox.com/sh/wsu6a650vu9dtal/B2M5rESiuZ (long-dropdown)
https://www.dropbox.com/sh/3eoie8pesy30o8o/g0iMCbwPik (multi-feed)
https://www.dropbox.com/sh/0vclbeclkt31ztg/BEalwSfawx (myTooltip)
https://www.dropbox.com/sh/b6m65cws5mjmthl/W1iP-_rRt2 (random-post)
https://www.dropbox.com/sh/5tnoqtb5jn8ccq3/NjpcXYPfnd (related-post)
https://www.dropbox.com/sh/b45q1h717ww3m0b/CgIAIGVgEj (SimpleTab)
https://www.dropbox.com/sh/eoyonihrhtsvpsy/GvWxta1qy_ (StickyBar)

HTML

https://www.dropbox.com/s/j1d80txis4ymf2s/basic-slideshow.html
https://www.dropbox.com/s/dyrrzemyfvd0vnh/cookie-jquery.html
https://www.dropbox.com/s/sta5cnq7mphk9s9/css-mobile-navigation-concept.html
https://www.dropbox.com/s/vku05wy3elt9516/css-siblings-selector-demonstration.html
https://www.dropbox.com/s/bp82ygne2bi40v5/css-switcher.html
https://www.dropbox.com/s/4aqr1rvmbd6h3hy/demo-javascript-set-value-from-url.html
https://www.dropbox.com/s/0a293sono7f5h2r/easing-demo.html
https://www.dropbox.com/s/0v4lumf0wek5kfv/full-page-horizontal-scrolling.html
https://www.dropbox.com/s/yibhx5h8e17f4v3/javascript-custom-scrollbar.html
https://www.dropbox.com/s/qzqj7khqyvfida8/javascript-for-blogger-comments.html
https://www.dropbox.com/s/nj3wwsxv0o6a39s/personal-css-framework-example.html
https://www.dropbox.com/s/wsua2vm1bixyy4k/piksel-dan-persen-dalam-sistem-grid.html
https://www.dropbox.com/s/3yohtwiuiifq6oy/raw-masonry.html
https://www.dropbox.com/s/c63hw4rlyy22ggj/simple-hoverintent-plugin.html
https://www.dropbox.com/s/akd1j7jys0387pq/simple-useful-jquery-slideshow.html
https://www.dropbox.com/s/ecnedfsotov6kkg/simple-useful-jquery-slideshow_nivo-slider-like-effect.html
https://www.dropbox.com/s/v0nqgg9mmu0phzf/simple-useful-jquery-slideshow_with-caption.html
https://www.dropbox.com/s/8djzti6km22zqrs/simple-useful-jquery-slideshow_with-caption_with-fade-effect.html

JavaScript

https://www.dropbox.com/s/7fz4hdhwbtp6cuv/accordion-toc-1.js
https://www.dropbox.com/s/a3yjxu7mr7chsmf/accordion-toc-2.js
https://www.dropbox.com/s/s92ve64ke089kzl/artikel-terkait-deskripsi.js
https://www.dropbox.com/s/3mbdccyzfhkveqb/blogger-3d-gallery.js
https://www.dropbox.com/s/xjf7a7p6n08qjql/blogger-imageflow.js
https://www.dropbox.com/s/y6f64b8iv5vdg2h/blogger-popform.js
https://www.dropbox.com/s/1kp8hpfso2ixf4b/blogger-quick-search.js
https://www.dropbox.com/s/nytyhws4x9051pp/blogger-recent-post-with-preloader.js
https://www.dropbox.com/s/kv7aj6jhut5qey9/blogger-s3slider.js
https://www.dropbox.com/s/qkfp5p7orgl27mx/blogger-slide-panel-comments.js
https://www.dropbox.com/s/0wbce2rpk1skazn/blogger-slidesjs.js
https://www.dropbox.com/s/x1gjnrrvguvcsm4/blogger-tinycarousel.js
https://www.dropbox.com/s/aglsf3j0vjreotv/blogger-toc-with-pagination.js
https://www.dropbox.com/s/a5lgc8plcob3al8/cookie.js
https://www.dropbox.com/s/hgmosvf82hst428/full-screen.js
https://www.dropbox.com/s/kgvymfyormdge1g/full-screen.min.js
https://www.dropbox.com/s/m2n546tn68rm4q2/javascript-hujan-bintang.js
https://www.dropbox.com/s/nxylkar11592dmo/jquery-emoticons.js
https://www.dropbox.com/s/aiwv0zqckji8epj/jquery-toggle-sidebar.js
https://www.dropbox.com/s/rkkdnbs3diy7n8g/jquery-toggle-sidebar.min.js
https://www.dropbox.com/s/5eyobs5d8ydh0gp/json-dropdown.js
https://www.dropbox.com/s/rbbope90ijai0c3/prism.js
https://www.dropbox.com/s/mzug36uo0o8m8fi/recent-comments-script-with-notification.js
https://www.dropbox.com/s/6xhmvvmri0cq2hd/rp-mini-gallery.js
https://www.dropbox.com/s/qrxzj1yi1q0j3os/rp-newsticker.js
https://www.dropbox.com/s/ch42iu7zq7c8u82/tabbed-toc.js
https://www.dropbox.com/s/x26i5puflbgrgdx/toc-table-sort.js

Cara terbaik yang Saya sarankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada widget Anda adalah dengan mengunduh berkas eksternal yang ada pada setiap artikel agar bisa kalian unggah ke dalam akun Google masing-masing. Atau cukup dengan cara menempelkan berkas JavaScript dan CSS secara inline di dalam templat. Hanya saja kekurangannya mungkin Anda akan ketinggalan pembaharuan yang terjadi jika sewaktu-waktu Saya melakukan pembaharuan pada widget tersebut. Tapi jangan khawatir! Sampai saat ini sepertinya semua widget buatan Saya sudah bisa berjalan dengan stabil tanpa keluhan, sehingga Saya rasa Saya tidak akan melakukan pembaharuan lagi pada widget-widget tersebut.

Mengenai permintaan penambahan fitur, diskusi pembaharuan atau saran modifikasi biasanya sudah Saya jelaskan pada komentar-komentar yang ada di bawah masing-masing artikel yang terkait dengan berkas tersebut. Anda tinggal membacanya saja dan mempelajarinya untuk kemudian menerapkannya sendiri.

Semua berkas di atas secara umum berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License dengan beberapa keringanan yang Saya buat setelah mempertimbangkan banyak hal, yang rencananya akan Saya buat tersendiri di dalam sebuah halaman khusus. Tapi saat ini belum ada. Untuk sementara Anda boleh berpedoman pada lisensi tersebut saja.

Saya tidak tahu apakah masih ada halaman lain di dalam blog ini yang memiliki tautan rusak. Kalau Anda kebetulan menemukan halaman seperti itu, mohon jangan sungkan-sungkan untuk mengeklik tombol Sunting yang tersedia pada setiap artikel agar Saya bisa segera memperbaiki kerusakan yang ada. Terima kasih.

Labels:

Wednesday, July 17, 2013

Lisensi, Atribusi dan Hak Cipta

Sebuah hasil karya yang dipublikasikan tanpa lisensi tidak memiliki artian bahwa hasil karya tersebut merupakan karya yang bebas atau telah dibuang. Selalu ada beberapa hal yang akan mengikat Anda sebagai pihak pengguna, tidak peduli apakah pihak pencipta telah memberitahukannya kepada Anda atau tidak.

Dalam sebuah produk karya ciptaan, setidaknya terdapat minimal 5 persyaratan yang akan mengikat Anda sebagai seorang calon pemakai hasil karya secara tidak langsung, meski sang pembuat produk tersebut tidak memberitahukannya sejak awal. Beberapa persyaratan yang Saya maksud diantaranya adalah:

  1. Apakah boleh dipakai?
  2. Apakah boleh dimodifikasi?
  3. Apakah boleh disebarluaskan?
  4. Apakah boleh menghapus atribusi pembuat hasil karya?
  5. Apakah boleh dijual?

1. Apakah boleh dipakai?

Kalau tidak boleh dipakai ya jangan dipakai!!! Kamu itu bagaimana sih?! Itu kan bukan barang-barang kepunyaanmu.

2. Apakah boleh dimodifikasi?

Kemungkinanya boleh. Jika boleh, maka umumnya syarat legal yang harus Anda penuhi sebagai seseorang yang akan memodifikasi hasil karya adalah dengan cara tetap mencantumkan nama si pembuat asli hasil karya tersebut, untuk kemudian bisa diikuti dengan nama Anda di bawahnya. Itu adalah cara terbaik dan paling miskin yang bisa Anda lakukan untuk menghargai karya ciptaan orang lain, terutama jika Anda tidak memiliki biaya untuk membeli hak cipta dari hasil karya yang sedang coba Anda pakai. Misalnya seperti ini:

/*
Created by Taufik Nurrohman (http://www.my_site.com)
Modified by Lorem Ipsum (http://www.your_site.com)
*/

Pastikan nama dan alamat sumber tertulis secara jelas dan jangan sekali-kali berusaha untuk mengaburkan sumber aslinya, karena itu bisa mengakibatkan kebingungan bagi para pengguna lain yang mungkin tidak sengaja memakai hasil karya salinan dengan lisensi atribusi yang sudah tidak benar. Jika itu terjadi, setiap orang bisa saja mencoba untuk mengambil kepemilikan dari hasil karya tersebut. Jika kebetulan orang tersebut adalah orang penting dan merasa bahwa hasil karya tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga baginya, kemungkinan orang tersebut akan berubah gila dan akan menuntut secara hukum siapa saja yang mengaku sebagai pembuat asli hasil karya tersebut, padahal dia sendiri sebenarnya juga bukan pembuat asli hasil karya tersebut. Hanya karena dia punya banyak uang dan memiliki pengacara, maka dia bisa memenangkan hak cipta dari sebuah hasil karya dengan cara yang tidak benar. Jika itu sampai terjadi, sang pembuat hasil karya yang asli bisa terjerat masalah hukum yang seharusnya tidak ditimpakan kepadanya hanya karena perbuatanmu.

3. Apakah boleh disebarluaskan?

Jika ternyata boleh, pastikan semua data masih dalam keadaan utuh sebagaimana mestinya. Jangan ada bagian manapun yang Anda modifikasi.

Terkadang Saya merasa heran dengan para distributor template atau tema blog yang suka mencantumkan tautan mereka di footer hasil karya orang lain seperti ini:

Attribution of a creation.
Menyisipkan atribusi di sekitar atribusi orang lain tanpa izin.

Sebagai seorang distributor, sebenarnya wajar jika Anda sempat terpikir (sampai kemudian melakukannya) untuk “numpang” menambahkan tautan Anda di sekitar atribusi mereka agar bisa memperoleh trafik secara gratis dari para pemakai. Namanya juga kesempatan. Tapi apakah tidak bisa jika Anda mencantumkan tautan Anda secara terpisah saja, misalnya di dalam sebuah file teks dengan isi seperti ini. Menurut Saya cara ini lebih sopan:

Readme file.
File readme untuk mencantumkan alamat sumber distributor.

Berikut ini adalah salah satu contoh file lisensi yang Saya dapatkan dari dalam sebuah paket font berlisensi gratis:

  *        *
hello there font lover you've downloaded a
*        *
SOLAR*SISTER font 

from www.hellostranger.com/solarsister/

  *            * *
   *      *           *      *
    *    *
there are only a few rules:
        *            *
The fonts are all free ware, which means you can do pretty much
whatever the hell you want with them, except claim them as your own,
of course. If you use them though, I'd like to see where. Drop me a line:

solarsister@hellostranger.com. 
                   *                    *
However, if you want to redistribute any of the typefaces contained
herein, please ask first. Of course, this read-me file must be attatched. 

     *            * *
   *      *           *      *
    *

send me a postcard with your e-mail address and I'll send you a special font
 *      *           *      *
PO Box 616
Mt Lawley WA 6929
Australia
 *      *           *      *
  *            * *
   *      *           *      *
    *

4. Apakah boleh menghapus atribusi pembuat hasil karya?

Ini adalah pertanyaan yang biasa dilontarkan orang-orang gengsi yang ingin tampil mengesankan tapi dengan cara memakai barang-barang hasil ciptaan orang lain. Kebanyakan pembuat hasil karya terbuka/gratis umumnya memperbolehkan Anda untuk menghapus/tidak mencantumkan atribusi mereka selama Anda tidak mengganti atribusi mereka dengan atribusi-atribusi palsu (biasanya dengan cara mengganti nama mereka dengan nama Anda untuk mengklaim bahwa karya tersebut adalah buatan Anda). Jika tidak boleh dihapus, seharusnya mereka akan memberikan peringatan bahwa hasil karya mereka boleh dipakai dengan syarat tetap mencantumkan atribusi mereka. Entah dengan cara mencantumkan tautan sumber pada footer atau bagian-bagian akhir artikel Anda dimana hasil karya orang tersebut terdapat di dalamnya, atau sekedar menuliskannya di dalam komentar-komentar file HTML, CSS dan JavaScript jika karya tersebut merupakan kode/teks. Tapi Saya sarankan tetap pertahankan saja atribusi mereka untuk menghargai apa yang berhasil mereka ciptakan.

5. Apakah boleh dijual?

Untuk hasil karya bebas yang biasa tersebar di internet, umumnya selalu terdapat semacam file teks berjudul readme di dalam paket unduhan yang bisa Anda baca untuk mengetahui syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh Anda sebagai calon pemakai hasil karya tersebut. Untuk karya-karya dengan lisensi gratis biasanya cukup dengan mencantumkan atribusi sang pembuat hasil karya pada tempat-tempat yang mereka inginkan. Setelah itu Anda sudah bisa memakainya secara legal. Namun beberapa kegiatan lain seperti penghapusan atribusi atau penjualan hasil karya biasanya harus mengikuti langkah-langkah yang lebih rumit. Akan terdapat beberapa syarat yang akan mengarahkan Anda kepada aktivitas pemberian sejumlah uang, karena Anda sedang mencoba untuk mengomersialisasikan dan/atau menghilangkan jejak dari sesuatu yang bukan merupakan milik Anda. Syarat yang paling sederhana misalnya, berupa pemberian sejumlah uang sebagai donasi atau melakukan perjanjian royalti. Seperti itulah. Ini contohnya:

anke-art fonts = Donation Ware!

Hi! This is another annoying readme-file.
But if you like my font, I'm asking you to
put a link to my page www.anke-art.de on YOUR page.
On my homepage you can find a little logo in the
upper left corner which you can copy as a link.

If you don't want to link to my page,
but still want to use my font(s) nevertheless,please send any amount in US-Dollars (which you think the font is worth) to:

Anke Arnold
Fabrikstrasse 62
73240 Wendlingen
Germany

Thank you sooo much!

Mengenai Penggantian Atribusi Hasil Karya

Pembolehan penggantian atribusi Saya rasa tidak akan pernah ada di dalam persyaratan seorang pembuat hasil karya sampai kapanpun, karena itu sudah masuk ke dalam wilayah kejahatan plagiarisme. Yaitu ketika Anda mencoba untuk menipu banyak orang dengan cara mengambil hasil karya orang lain yang menurut Anda bisa membuat orang-orang di sekitar Anda terkesan, kemudian mengklaim bahwa hasil karya tersebut merupakan hasil karya ciptaan Anda. Itu dilakukan tidak lain untuk memperoleh pencitraan yang baik dalam diri Anda atau untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang berbau komersial sampai ke arah usaha-usaha untuk menjatuhkan pihak lain yang sedang Anda benci saat itu.

Memang, mungkin sang pembuat hasil karya memperbolehkan Anda untuk memodifikasi hasil karya mereka, namun bukan berarti Anda diperbolehkan untuk mengganti keterangan pembuat hasil karya tersebut secara keseluruhan dengan nama Anda. Itu ilegal. Bahkan Saya bisa mengatakan bahwa menghapus atribusi masih termasuk dalam kejahatan (kejahatan, dalam artian bahwa si pembuat hasil karya asli tidak memperbolehkan Anda untuk menghapus atribusi mereka) yang bisa dimaafkan, karena Saya sadar bahwa tidak semua orang bisa merasa nyaman jika harus selalu hidup dibawah bayang-bayang nama orang lain melalui barang-barang yang sedang mereka pakai.

Tidak ada yang salah dengan sesuatu yang gratis. Hanya saja, untuk mendapatkan sesuatu secara gratis pasti akan ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi. Jika Anda tidak mau mematuhi persyaratan yang mereka berikan, ya Anda jangan sekali-kali memakai hasil karya mereka. Belajarlah untuk membuatnya sendiri.

Sebagai informasi, mempertahankan atribusi adalah satu-satunya cara yang bisa Anda lakukan untuk menghargai para kreator yang telah rela membagikan hasil-hasil karya mereka secara gratis. Karena mereka tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari hasil karya yang mereka buat.

Hubungi Mereka

Meski kemudian pada akhirnya Anda diperbolehkan untuk melanggar beberapa persyaratan yang mereka berikan, tentunya akan terdapat beberapa “ritual” ganti rugi yang harus Anda korbankan sebagai pihak pengguna yang reseh dan banyak maunya. Akan lebih baik jika Anda menghubungi si pembuat hasil karya tersebut secara langsung dan menanyakan mengenai pembolehan Anda sebagai seorang pengguna untuk melakukan sesuatu terhadap hasil karya mereka jika Anda merasa tidak cukup jelas dengan lisensinya. Misalnya dengan cara bertanya seperti ini:

Saya ingin menggunakan foto hasil karya Anda pada halaman ini (merujuk ke sebuah URL atau tempat yang terkait dengan hasil karya yang dimaksud). Jika boleh, Saya akan mancantumkan nama dan alamat web Anda pada halaman kredit web Saya. Jika itu belum cukup, apa saja yang harus Saya lakukan agar Saya diperbolehkan untuk menggunakan hasil karya Anda?

Walau bagaimanapun juga, sebagai seorang pengguna/pemakai Anda harus siap sejak awal untuk memenuhi apa yang diinginkan oleh si pembuat hasil karya jika hendak menggunakan hasil karya tersebut. Bagaimanapun, itu semua bukan barang-barang kepunyaan Anda, jadi Anda harus meminta izin terlebih dahulu untuk memperoleh kesepakatan.

Lisensi untuk Kalangan Amatir

Jika Anda merupakan pihak pencipta, dan Anda ingin melindungi hasil karya Anda yang terbilang lemah di mata hukum karena Anda merupakan seorang amatir yang membuat sesuatu hanya untuk memenuhi hobi/kepuasan diri sendiri, dan tidak melakukannya secara profesional untuk mendapatkan penghasilan, lisensi CC BY-NC-SA sangat cocok dalam kasus ini. Lisensi ini mencakup:

  • Atribusi: Artinya pengguna wajib meninggalkan atribusi dari kreator asli tersebut pada karya yang sedang mereka gunakan.
  • Nonkomersial: Artinya pengguna tidak boleh menjual hasil karya Anda/tidak boleh menggunakan hasil karya Anda untuk hal-hal yang komersial.
  • Berbagi Serupa: Artinya pengguna boleh menyebarluaskan hasil karya Anda, namun dengan syarat bahwa lisensi baru yang diterapkan harus mengikuti lisensi asli dari karya sebelumnya. Biasanya ini terkait pada masalah modifikasi hasil karya.

Memodifikasi hasil-hasil karya yang berada di bawah lisensi ini diperbolehkan, karena tidak terdapat kode ND yang berarti No Derivative Works, atau tidak diperbolehkan untuk menciptakan karya turunan dari karya Anda, atau tidak boleh dimodifikasi. Untuk kalangan amatir, kode SA sangat penting diterapkan pada hasil karya mereka agar mereka bisa memastikan apakah karya-karya yang telah dimodifikasi akan para modifikator publikasikan di bawah lisensi yang sama atau tidak. Karena Saya yakin, Anda tidak akan merasa senang jika suatu saat Anda mendapati barang-barang hasil karya orang lain dijual secara bebas, yang ternyata barang tersebut merupakan hasil karya turunan dari karya Anda. Anda akan rugi karena itu.

Labels:

Monday, February 11, 2013

Hosting File dengan Google Code dan TortoiseSVN

Pada tanggal 25 Januari 2016 nanti, Google Code akan mematikan layanannya, sehingga tutorial ini tidak akan berlaku lagi pada saat itu. Semua widget yang Saya unggah ke Google Code mungkin juga akan hilang. Sebagai alternatif, Anda bisa mengambil data yang Saya simpan di DropBox di sini.

Selama ini kita biasa menggunakan Google Code untuk menyimpan maksimal hanya tiga jenis berkas/file saja. Yaitu JavaScript, ZIP dan gambar. Selain itu tidak pernah. Alasannya, saat file selain JavaScript, ZIP dan gambar yang tersimpan di Google Code dibuka maka akan gagal bekerja. Misalnya file CSS atau HTML. Saat dibuka malah hanya muncul sebagai teks biasa dan tidak bisa digunakan sebagaimana file CSS dan HTML pada keadaan normal.

Biasanya kita mengunggah file melalui situs Google Code secara langsung, atau bisa juga melalui aplikasi subversi seperti TortoiseSVN. Kabar baiknya, dengan cara mengatur MIME yang beragam pada aplikasi tersebut, maka itu akan memungkinkan kita untuk mengunggah berbagai file dengan format yang berbeda-beda. Sehingga direktori Google Code tidak lagi berfungsi sebagai ruang penyimpanan file berupa kode saja, tetapi juga bisa kita gunakan untuk menyimpan berbagai macam file seperti halnya situs-situs penyedia layanan hosting file pada umumnya.

Saya masih belum begitu berani untuk mengungkapkan apa itu pengertian MIME. Tapi kalau kamu ingin mencari tahu lebih jauh, kamu bisa membacanya di Wikipedia – MIME

Dengan mendefinisikan properti otomatis pada aplikasi, maka kita bisa mengunggah beberapa file yang bisa dibilang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kode seperti PDF, DOC, SWF (Flash), WAV dan lain-lain.

Untuk mengubah masukan berkas Google Code menjadi lebih luas, maka ada dua buah hal yang harus kita lakukan. Pertama adalah menginstal aplikasi TortoiseSVN dan ke dua adalah membuat sebuah halaman proyek baru.

Pekerjaan I: Menginstal TortoiseSVN

Kunjungi situs ini ⇒ http://tortoisesvn.net/downloads.html. Unduh aplikasi tersebut lalu instal. Setelah terinstal, komputer harus di-restart karena aplikasi ini akan terintegrasi dengan menu konteks/menu klik kanan (shell command).

Setelah itu klik kanan pada desktop atau jendela eksplorasi berkas. Pilih menu TortoiseSVN » Settings:

TortoiseSVN Settings
TortoiseSVN » Settings

Akan muncul kotak dialog seperti ini. Klik General dan klik tombol Edit:

TortoiseSVN Configuration
Pengaturan TortoiseSVN

Setelah file config terbuka, salin kode ini dan letakkan di bawah komentar # Makefile = svn:eol-style=native

[miscellany]
enable-auto-props = yes

[auto-props]
# Scriptish formats
*.bat        = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn-mine-type=text/plain
*.bsh        = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/x-beanshell
*.cgi        = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn-mine-type=text/plain
*.cmd        = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn-mine-type=text/plain
*.js         = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/javascript
*.php        = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id Rev Date; svn:mime-type=text/x-php
*.pl         = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/x-perl; svn:executable
*.pm         = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/x-perl
*.py         = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/x-python; svn:executable
*.sh         = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/x-sh; svn:executable
# Image formats
*.bmp        = svn:mime-type=image/bmp
*.gif        = svn:mime-type=image/gif
*.ico        = svn:mime-type=image/ico
*.jpeg       = svn:mime-type=image/jpeg
*.jpg        = svn:mime-type=image/jpeg
*.png        = svn:mime-type=image/png
*.tif        = svn:mime-type=image/tiff
*.tiff       = svn:mime-type=image/tiff
# Data formats
# *.pdf      = svn:mime-type=application/pdf
# *.avi      = svn:mime-type=video/avi
# *.doc      = svn:mime-type=application/msword
# *.eps      = svn:mime-type=application/postscript
*.gz         = svn:mime-type=application/gzip
# *.mov      = svn:mime-type=video/quicktime
# *.mp3      = svn:mime-type=audio/mpeg
*.ppt        = svn:mime-type=application/vnd.ms-powerpoint
*.ps         = svn:mime-type=application/postscript
# *.psd      = svn:mime-type=application/photoshop
*.rtf        = svn:mime-type=text/rtf
# *.swf      = svn:mime-type=application/x-shockwave-flash
*.tgz        = svn:mime-type=application/gzip
# *.wav      = svn:mime-type=audio/wav
# *.xls      = svn:mime-type=application/vnd.ms-excel
*.zip        = svn:mime-type=application/zip
# Text formats
.htaccess    = svn:mime-type=text/plain
*.css        = svn:mime-type=text/css
*.dtd        = svn:mime-type=text/xml
*.html       = svn:mime-type=text/html
*.ini        = svn:mime-type=text/plain
*.sql        = svn:mime-type=text/x-sql
*.txt        = svn:mime-type=text/plain
*.xhtml      = svn:mime-type=text/xhtml+xml
*.xml        = svn:mime-type=text/xml
*.xsd        = svn:mime-type=text/xml
*.xsl        = svn:mime-type=text/xml
*.xslt       = svn:mime-type=text/xml
*.xul        = svn:mime-type=text/xul
*.yml        = svn:mime-type=text/plain
CHANGES      = svn:mime-type=text/plain
COPYING      = svn:mime-type=text/plain
INSTALL      = svn:mime-type=text/plain
Makefile*    = svn:mime-type=text/plain
README       = svn:mime-type=text/plain
TODO         = svn:mime-type=text/plain
# Code formats
*.c          = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/plain
*.cpp        = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/plain
*.h          = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/plain
*.java       = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/plain
*.as         = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/plain
*.mxml       = svn:eol-style=native; svn:keywords=Id; svn:mime-type=text/plain
# Webfonts
# *.eot      = svn:mime-type=application/vnd.ms-fontobject
# *.woff     = svn:mime-type=application/x-font-woff
# *.ttf      = svn:mime-type=application/x-font-truetype
# *.svg      = svn:mime-type=image/svg+xml

1 Desember 2013: Saya mengomentari beberapa tipe MIME yang biasa digunakan untuk penyalahgunaan akun Google Code, untuk memastikan agar akun kamu cukup aman. Semua data yang kamu simpan di Google Code haruslah digunakan untuk kepentingan kode sumber terbuka yang bisa diakses serta dipelajari oleh siapa saja. Mengompres dan membuat kode menjadi tidak bisa dibaca sangat tidak disarankan jika kamu ingin menggunakan akun Google Code. Kamu bisa mengaktifkannya kembali dengan cara menghapus simbol # sebelum ekstensi jika kamu ingin bisa mengunggah berkas dengan ekstensi tersebut ke Google Code. Tetapi resiko ditanggung sendiri.

Simpan perubahan yang kamu lakukan. Biarkan sampai di sini dulu.

Pekerjaan II: Membuat Halaman Proyek Baru

Jika belum punya akun Google, buat terlebih dahulu agar bisa mendapatkan akses ke Google Code. Kunjungi http://code.google.com, lalu klik Create A New Project:

Create a New Project
Buat proyek baru.

Isi formulirnya, atur pilihan version control system ke Subversion, lalu pilih lisensi yang kamu kehendaki untuk file-file yang diunggah di situ:

Filling the Project Form
Mengisi formulir.

Klik Create Project. Kamu akan dibawa menuju halaman dasbor proyek barumu jika sudah berhasil. Klik tab Source lalu klik tautan googlecode.com password untuk membuat password. Ini digunakan untuk menghubungkan aplikasi dengan proyek Google kamu:

Generating Google Code Password
Mengenerasikan password Google Code.

Catat password yang tampil:

Generated Password
Password —dan alamat email— sudah digenerasikan.

Mulai Mengunggah

Buka aplikasi TortoiseSVN dengan cara mengeklik kanan pada desktop atau jendela eksplorasi berkas lalu pilih TortoiseSVN » Repo-browser:

Repo Browser
Repo browser.

Akan muncul kotak dialog untuk memasukkan URL proyek:

Input the Project URL
Memasukkan URL proyek.

Pola URL selalu berbentuk seperti ini:

https://nama_proyek.googlecode.com/svn/trunk/

Yang harus diingat dan yang paling sering membuat gagal dalam pengunggahan file: Saat menuliskan URL proyek di aplikasi, gunakan https, tapi saat ingin melihat hasilnya atau mengakses hasil kerjanya secara online, gunakan http

Klik OK. Tunggu sampai proses memuat selesai.

Buka folder dimana terdapat file yang ingin diunggah. Seret file yang diinginkan ke area daftar file unggahan:

Uploading
Mengunggah file.

Tunggu beberapa saat, maka kamu akan diminta untuk mengautentikasikan akun Google Code kamu seperti ini:

Authentication
Autentikasi akun Google Code.

Isi alamat email dan password yang sebelumnya sudah kamu catat. Centang Save authentication agar kita tidak perlu berkali-kali login pada saat pengunggahan file di masa mendatang.

Dengan menggunakan aplikasi subversi, selain bisa mengunggah berbagai file yang tidak biasa, kita juga bisa mengedit file yang sudah kita unggah. Sehingga kita tidak perlu menghapus file lama dan mengunggah file yang baru berulang kali seperti saat menggunakan akun Google Code pada umumnya.

Untuk memeriksa hasil kerja satu per satu secara online, akses pola URL ini:

http://nama_proyek.googlecode.com/svn/trunk/

Kita juga bisa mengedit (hanya mengedit) file melalui situs Google Code secara langsung (jika kita memberikan izin pada pengaturan pengeditan secara online). Kunjungi pola URL ini:

http://code.google.com/p/nama_proyek/source/browse/trunk/

Labels: ,

Tuesday, January 29, 2013

Bagaimana Cara Bertanya yang Baik di dalam Sebuah Blog/Forum/Grup/Komunitas?

Question

Terutama komunitas dunia maya. Pada dasarnya ini bisa dijadikan sebagai panduan untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan dari seorang administrator blog atau anggota dari blog tersebut atau pengunjung blog tersebut, tapi Saya coba perluas lagi agar artikel ini juga bisa berguna untuk orang-orang yang ingin memulai bergabung dengan sebuah grup atau forum tertentu.

Jika selama ini kamu mengalami masa-masa seperti, menanyakan sesuatu dalam sebuah grup atau forum tetapi tidak pernah mendapatkan tanggapan dari para anggota, atau bahkan ditendang dari forum tersebut, mungkin masalahnya bukan berasal dari dirimu secara pribadi, tetapi berasal dari cara kamu bertanya yang salah. Berikut ini ada beberapa pola pertanyaan atau percobaan pemecahan kasus pribadi yang sebaiknya dihindari:

Hindari Pertanyaan yang Terlalu Miskin/Terlalu Luas

Contoh-contoh pertanyaan yang miskin/terlalu luas adalah seperti ini:

  1. “Kenapa tidak berhasil?”
  2. “Kok di blog Saya tidak jadi?”
  3. “Saya sudah menginstal plugin X tetapi kenapa tidak bekerja?”

Pertanyaan di atas semuanya tidak mungkin bisa dijawab karena kamu tidak memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas mengenai masalah yang sedang terjadi. Justru, pertanyaan-pertanyaan di atas hanya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru seperti: “Tidak jadi bagaimana?”, “Tidak berhasil bagaimana?”, “Tidak bekerja bagaimana?”, “Apanya yang tidak berhasil?”, “Di mana masalah itu terjadi?” (atau yang paling buruk → “???”).

Berikan beberapa petunjuk yang jelas mengenai apa yang terjadi, bukan sekedar kesimpulan kegagalan. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan seperti: “Kenapa tidak berhasil?” dan “Kenapa Saya gagal?”, semua itu sebenarnya adalah pertanyaan yang seharusnya ditanyakan kepada diri sendiri, bukan kepada orang lain.

Sesuaikan Tema Pembahasan

Jangan bertanya keluar dari topik pembahasan, meskipun pertanyaamu sangat berkualitas. Masalahnya adalah, sangat disayangkan jika pertanyaanmu bagus tetapi tidak sesuai dengan topik pembicaraan. Pertanyaanmu itu sebenarnya bisa dijawab dan akan sangat berguna untuk orang banyak jika dibagikan. Tetapi kalau pertanyaan tersebut dilontarkan di tempat yang tidak tepat, bagaimana orang lain yang membutuhkan jawaban itu bisa menemukannya?

Pikirkanlah mengenai mesin pencari. Orang-orang yang suka belajar secara mandiri (otodidak) di internet pasti akan menggunakan mesin pencari atau fasilitas pencarian sebuah situs/grup/komunitas untuk mencari jawaban dari masalah yang sedang dialaminya —atau setidaknya mencoba untuk menemukan pembahasan yang sesuai dengan masalah yang sedang dia alami. Kalau sejak awal proses diskusi dilakukan di tempat yang salah, maka diskusi tersebut tidak akan pernah bisa ditemukan. Akibatnya, orang-orang akan menanyakan persoalan yang sama berulang kali hanya dengan alasan bahwa mereka tidak berhasil menemukan jawabannya saat mereka mencarinya. Padahal sebenarnya persoalan tersebut sudah pernah terjawab/terpecahkan sebelumnya.

Jika sejak awal kita sudah melakukan diskusi di tempat yang benar dan dalam topik pembahasan yang tepat, maka orang lain akan dengan mudah menemukan jawaban yang mereka cari suatu saat (Kesimpulannya: Mereka tidak perlu bertanya). Dan jika sewaktu-waktu ada seseorang yang menanyakan kasus yang sama, maka kita cukup mengarahkan mereka saja menuju diskusi yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya.

Tanyakan Sesuatu yang Bisa Dijawab, Bukan Diuraikan

Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang bisa menghasilkan jawaban yang singkat tetapi berguna. Hindari pertanyaan-pertanyaan seperti ini saat kamu mencoba bertanya di dalam sebuah forum/grup:

  1. “Bagaimana cara membuat blog?”

Cobalah lebih spesifik. Misalnya seperti, “Saya ingin membuat blog menggunakan Blogger, cara mendaftarkannya bagaimana?”

Meskipun sebenarnya pertanyaan itu masih bisa dibuat lebih spesifik lagi.

Jangan Membuat Pertanyaan yang Hanya Bisa Dijawab dengan Jawaban “ya” dan “tidak”

Pola-pola pertanyaan semacam ini tidak ideal untuk dituliskan di dalam forum. Pertanyaan semacam ini hanya boleh diterapkan jika situasinya sedang berada dalam keadaan komunikasi yang bersifat obrolan. Membuat pertanyaan yang hanya akan menimbulkan jawaban “ya” dan “tidak” hanya akan memaksa para pembaca lain untuk mengetahui suatu fakta yang terlalu sederhana dan belum tentu mereka butuhkan. Pertanyaan semacam ini juga bisa membuang-buang waktu. Beberapa contoh pola pertanyaan yang termasuk ke dalam kategori ini:

  1. “Apakah widget ini akan membuat blog Saya menjadi lebih lambat?”
  2. “Apakah ini bisa diterapkan pada blog Saya?”
  3. “Apakah jika Saya memberikan warna seperti ini akan merusak penampilan?”
  4. “Apakah jika Saya menggabungkan widget ini dengan plugin itu masih bisa tetap bekerja?”

Semua pertanyaan di atas pada dasarnya sama persis, dan bisa dengan mudah dijawab dengan ini:

“Masalah ya dan tidak Saya tidak tahu. Cobalah sendiri dan lihat hasilnya. Apakah sesuai dengan dugaanmu atau tidak? Jika sesuai, itu berarti ya jika sebaliknya berarti tidak. Titik.”

Gunakan Istilah-Istilah Sesuai dengan Kemampuan

Jangan mencoba-coba untuk menggunakan istilah yang sulit saat bertanya, bisa-bisa kamu malah akan ditertawakan atau diabaikan karena orang-orang berpikir kamu menanyakan sesuatu yang bahkan kamu sendiri belum menguasai tema pembahasan tersebut. Dikhawatirkan, dalam pikiran orang-orang akan muncul kata-kata seperti ini: “Kalopun gue jawab kamu juga ga bakalan ngerti!”

Gunakan Bahasa Mayoritas Komunitas

Jika kamu berada di dalam forum orang Indonesia atau forum dengan bahasa mayoritas bahasa Indonesia, jangan sekali-kali menggunakan bahasa Inggris saat bertanya. Mungkin kamu beralasan, “Saya ingin sekalian belajar bahasa Inggris sambil berdiskusi supaya bahasa Inggris Saya lancar”.

Mas, Mbak, Pak, Bu, di sini bukan tempatnya belajar bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris itu sudah ada tempatnya tersendiri. Gunakanlah bahasa sesuai dengan mayoritas bahasa yang digunakan di dalam komunitas tersebut. Jangan kebarat-baratan begitu kalau sedang berbicara dengan orang lokal. Lagipula, kalau memang kamu berniat untuk memperlancar bahasa Inggris kamu, kenapa tidak sekalian saja kamu bergabung dengan komunitas sejenis yang anggotanya terdiri dari orang-orang asing?

Ini berlaku juga untuk blog/forum/komunitas orang Indonesia yang menjadikan bahasa mayoritasnya dengan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris. Jangan pernah sekali-kali bertanya atau berkomentar menggunakan bahasa lokal meskipun kamu tahu bahwa administrator blog/anggota komunitas tersebut adalah orang lokal yang berbicara dengan bahasa yang sama denganmu.

Mungkin dia punya tujuan lain, yang membuatnya memutuskan untuk mengubah forum/komunitas/blog mereka menjadi berbahasa asing.

Pengecualian jika komunikasi yang terjadi dilakukan oleh para anggota yang masing-masing tidak mengerti bahasa satu sama lainnya. Jika kasus yang terjadi adalah seperti itu, maka gunakanlah bahasa Inggris.

Jangan Membuat Pertanyaan Baru

Jangan membuat pertanyaan baru setelah pertanyaan sebelumnya sudah terjawab. Itu sama saja mencoba keluar dari topik pembahasan secara halus. Misalnya seperti ini:

  1. “Terima kasih. Sudah berhasil. Satu lagi pertanyaan: Bagaimana caranya membuat efek animasi seperti di blog ini, soalnya Saya suka banget sama efeknya”

Kalau kamu ingin memulai pertanyaan baru, buatlah sebuah posting diskusi baru pada kategori diskusi yang tepat atau pisahkan pertanyaan baru tersebut dari posting/komentar/tanggapan yang sudah diterbitkan sebelumnya. Yang penting tetap sesuaikan dengan topik yang sedang dibahas.

Jangan Merendahkan Diri

Yang Saya maksud merendahkan diri di sini adalah mencoba menanyakan sesuatu yang kemudian diikuti dengan kata-kata seperti ini:

  1. “Terima kasih master!”
  2. “Maaf, Saya masih newbee
  3. “Mohon pencerahannya...”
  4. “Mohon bantuannya mastah...”

Jujur, Saya paling risih dengan bumbu-bumbu pertanyaan seperti itu. Jangan merendahkan diri seperti itu! Buktikan bahwa kamu layak untuk menanyakan itu dan buktikan bahwa pertanyaanmu itu bisa menunjukkan seberapa luas ide dan kecerdasan yang kamu punya! Atau kalau perlu, buat para anggota tertegun dan menyerah karena tidak berhasil menjawab pertanyaanmu.

Apa Pertanyaannya/Masalahnya?

Pertanyaan di bawah ini sangat singkat dan padat, bahkan bisa dibilang tidak ada pertanyaannya sama sekali! Orang-orang tidak akan pernah tahu mengenai apa yang sedang coba kamu tanyakan. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke dalam kategori ini adalah pertanyaan yang dilengkapi dengan cuplikan gambar (screenshoot) atau URL blog:

Kok jadinya begini?

Begini apa?? Mati lampu??!

Kok jadinya begini:

http://nama_blog.blogspot.com/p/asdfghjk.html

??? Jadi apa?? Yang sebelah mana??!

Jangan Mengulang-Ulang Pertanyaan di Tempat yang Sama

Jangan mengulang-ulang pertanyaan di tempat yang sama. Kalau kamu tetap melakukan itu, orang-orang akan menganggapmu sebagai spammer yang tidak tahu diri/mengganggu. Akibatnya, kamu akan dikeluarkan dari grup atau diabaikan. Kalau memang ingin mengulang pertanyaan, lakukanlah itu pada forum/komunitas yang berbeda (dengan harapan bisa mendapatkan jawaban dengan cepat).

Jangan Berlebihan di dalam Mengucapkan Terima Kasih

Jangan berlebihan di dalam mengucapkan terima kasih, misalnya seperti ini:

  1. “Makasih gan... Berhasil. Agan emang masternya JS dah!”

Menurut Saya pribadi, sebenarnya ucapan terima kasih itu tidak begitu diperlukan di dalam forum/grup. Karena bagi para anggota, berhasil membantu saja sudah merupakan kesenangan yang luar biasa. Jadi, memberikan kabar keberhasilanmu saja sudah cukup. Bisa juga diikuti dengan ucapan terima kasih di bagian akhir. Tapi secukupnya saja:

  1. “Oke. Berhasil.”
  2. “Sudah bisa. Terima kasih”

Jadi, Bagaimana Pertanyaan yang Baik?

Sebuah pola pertanyaan yang baik setidaknya terdiri dari kalimat-kalimat yang singkat, namun cukup untuk memberikan informasi mengenai apa masalahnya, apa yang sudah diusahakan untuk memecahkan masalah tersebut dan di mana masalah tersebut terjadi:

“Saya sudah mengikuti langkah-langkah cara memasang plugin slider pada blog sesuai dengan tutorial [ di atas | yang Saya baca di sini {link} ], tetapi slider tersebut tidak bekerja, dan susunan gambarnya menjadi berantakan.

Saya sudah mencoba untuk mengganti versi jQuery dan mengubah letak script slider tersebut tetapi tetap tidak berhasil.

Saya memakai Blogger. Berikut ini adalah halamannya: http://nama_blog.blogspot.com/p/url-menuju-halaman-yang-tepat.html

Pola pertanyaan di atas seharusnya sudah cukup untuk menghasilkan jawaban yang langsung bisa menyelesaikan masalahmu karena pertanyaan di atas sudah bisa menghasilkan beberapa petunjuk minimal pemecahan masalah yang dibutuhkan:

Apa masalahnya? Masalahnya adalah slider tidak bekerja dan gambarnya tidak tertata (bukan sekedar “tidak bekerja”).
Apa saja yang sudah kamu coba untuk memecahkan masalah tersebut? Mengubah versi jQuery dan mengubah posisi script eksekusi slider. Sebagaimana syarat bertanya yang benar, kita seharusnya mencoba segala cara terlebih dahulu sebelum pada akhirnya kita menyerah dan merasa hampir mati karena masalah kita tersebut. Kita ini sudah bukan anak TK lagi, jadi jangan manja. Secara, kita akan mendapatkan bantuan secara gratis, jadi setidaknya berusahalah untuk memecahkan masalah diri sendiri terlebih dahulu sebelum pada akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan kepada orang lain. Bertanya itu berbeda dengan menyuruh.
TKP/Tempat Kejadian Perkara? Para anggota grup/komunitas bukanlah manusia ajaib yang bisa membaca pikiranmu, jadi berikanlah sebuah tempat kejadian yang jelas mengenai masalah yang kamu alami supaya mereka juga bisa melihat dan merasakannya. URL/alamat menuju tempat kejadian juga harus jelas dan langsung menuju tempat terjadinya masalah, bukan cuma alamat utama saja. Agar tidak membingungkan anggota di dalam menemukan letak masalahnya.

Tidak Harus Memakai Bahasa Resmi/Baku

Yang penting jelas, singkat dan seminimal-minimalnya bisa menghasilkan informasi seperti di atas:

  1. “Gan, ane udah pasang tuh slider di blog ane (di sini gan ⇒ {link}) persis, kayak tutorial [ di atas | yang ini nih... {link} ], tapi gagal gan, gak jalan! Gambarnya juga jadi berantakan. Gimana nih??!!! :emoticon-nangis:
  2. Udah tak ganti-ganti juga versi jQuery sama tak otak-atik posisi tagging slider ntuh tapi tetep aja ga jalan. HEUUU
  3. Aku pake Blogger. Nih blog ane: http://nama_blog.blogspot.com/p/url-menuju-halaman-yang-tepat.html

Sedikit Narsis Tidak Masalah

Sedikit narsis tidak masalah, malah menurut Saya bagus. Karena dengan sedikit narsis, maka saat kamu bertanya kamu akan merasa bahwa orang-orang di luar sana juga akan membaca tulisanmu, sehingga secara tidak langsung, alam bawah sadarmu akan berpikir untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya bisa bermanfaat untuk orang-orang yang sedang membaca tulisanmu juga.

Bertanyalah Kepada Sesama Pelajar Otodidak

Bertanyalah kepada orang-orang yang selama ini belajar secara otodidak, bukan kepada orang-orang yang belajar melalui pendidikan formal. Saya mempunyai beberapa alasan mengapa kamu lebih baik tidak bertanya kepada mereka. Tapi mungkin Saya tidak akan menuliskannya di sini. Mungkin di blog lain.

Beberapa Hal yang Sebaiknya Dipahami Sebelum Bertanya

  1. Orang yang kamu tanyai belum tentu bisa menjawab pertanyaanmu.
  2. Orang yang kamu tanyai sedang sibuk.
  3. Orang yang kamu tanyai sedang tidak ingin menjawab karena pertanyaanmu ternyata tidak sesuai dengan topik pembahasan. Dia ingin menghapus pertanyaanmu, tapi takut kamu salah paham. Kalau dia menjawab pertanyaanmu atau memperingatkanmu untuk tidak menulis pertanyaan/memulai diskusi yang keluar dari topik, maka kamu akan menanggapi tulisan orang tersebut dan akan membuat diskusi OOT semakin panjang.
  4. Kalau seseorang bertanya kepada Saya seperti ini, apakah Saya bisa mengerti dan menjawabnya?
  5. Forum/grup/komunitas adalah milik bersama dan digunakan untuk memecahkan masalah bersama secara bersama-sama.
  6. Pertimbangkanlah untuk tidak bertanya. Ya. Coba pecahkan masalahmu sendiri sekali lagi. Mungkin sekarang akan berhasil.

Cara Mengetahui Bahwa Pertanyaanmu itu Bagus

  1. Pertanyaan yang bagus biasanya akan terjawab hanya dalam sekali jawab. Dalam beberapa forum bahkan terdapat semacam label peringkat yang diberikan kepada anggota bukan hanya berdasarkan kualitas jawaban tetapi juga berdasarkan kualitas pertanyaannya. Semacam up-vote dan down-vote. Orang-orang yang memberikan up-vote terhadap sebuah pertanyaan biasanya adalah orang-orang yang ingin menanyakan hal yang sama.
  2. Diskusi tidak berjalan seperti chatting/mengobrol.
  3. Ada orang yang berkata, “Pertanyaan bagus!”

Labels: